MODALITAS DAN ASPEK
A. Modalitas
1. Pengertian Modalitas
Secara
umum modalitas merupakan bentuk kalimat yang digunakan untuk
mengekspresikan pikiran pembicara terhadap lawan bicaranya dalam
berkomunikasi. Berikut beberapa pengertian modalitas menurut beberapa pakar linguistik:
· Menurut Saeed (2000:125), modalitas
adalah istilah yang mengacu pada peranti yang memungkinkan penutur
untuk mengungkapkan derajat/tingkatan komitmen atau kepercayaan terhadap
suatu proposisi.
· Menurut
Nunan (1993:121), modalitas adalah dimensi tuturan yang membuat penutur
atau penulis mengungkapkan sikapnya terhadap proposisi maupun daya
ilokusi dari suatu tuturan.
· Menurut
Palmer (1981:152), modalitas (modality) digunakan untuk mengacu pada
fungsi, sedangkan mood mengacu pada bentuk gramatikanya.
· Menurut
Sutedi (2008: 99), modalitas merupakan kategori gramatikal yang
digunakan pembicara dalam menyatakan suatu sikap terhadap sesuatu kepada lawan bicaranya, seperti dengan menginformasikan, menyuruh melarang, meminta dan sebagainya dalam keadaan berkomunikasi.
2. Modalitas dalam Bahasa Jepang
Dalam
bahasa Jepang terdapat jenis-jenis modalitas. Masuoka (1989:104)
menggolongkan modalitas bahasa Jepang ke dalam 10 jenis, yaitu: kakugen, meirei, kinshi-kyoka, irai, toui, ishi-moushide-kanyuu, ganbou, gaigen, setsumei dan hikyou.
a. Kakugen yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang dianggap pasti atas keyakinan pembicara.
例: ものだ。
b. Meirei yaitu modalitas yang digunakan untuk memerintah lawan bicara agar melakukan sesuatu.
Untuk menyatakan modalitas ini, bisa digunakan verba bentuk –MASU
diganti dengan –NASAI, verba bentuk –TE dengan nada tinggi dan
sebagainya. Dalam bahasa tulisan bisa digunakan verba bentuk biasa
(kamus dan –NAI) ditambah dengan KOTO atau YOU NI.
例: 書きなさい。
3. Kinshi-kyoka yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan larangan dan izin untuk melakukan suatu perbuatan.
- Untuk menyatakan larangan (kinshi), bisa digunakan verba bentuk TE + WA IKENAI atau DAME DA, verba bentuk kamus (RU) + NA, verba bentuk –NAI + KOTO (dalam bahasa tulisan).
- Untuk menyatakan izin, bisa digunakan verba bentuk TE + MO II/KAMAWANAI dan sejenisnya.
例: 食べるな、座っても いい/ 来なくても かまわない。
4. Irai
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan permohonan kepada orang
lain agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Untuk menyatakan
modalitas ini, bisa digunakan verba bentuk TE + KUDASAI, TE + KURE, TE +
CHOUDAI, TE + KURERU KA, TE + KURENAI KA, TE + MORAERU KA, TE +
MORAENAI KA, TE + HOSHII, TE + MORAITAI, TE + KURERU TO II NAA dan
sebagainya.
例: 閉めてください。
5. Toui yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatkan keharusan atau saran kepada seseorang.
- Untuk menyatakan keharusan, bisa digunakan verba bentuk kamus+ BEKI, verba bentuk NAKEREBA NARANAI, NAKUTEWA NARANAI, NAI TO IKENAI dan sebagainya.
- Untuk menyatakan saran, bisa digunakan verba bentuk TA + HOU GA II dan sebagainya.
例: 飲まなければなりません、結婚したほうがいい。
6. Ishi-Moushide-Kanyuu
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan maksud melakukan
sesuatu, menawarkan sesuatu, dan mengajak sesuatu kepada orang lain.
- Untuk menyatakan maksud (ishi), bisa digunakan verba bentuk kamus (RU) + TSUMORI DA, verba bentuk OU/YOU (atau ditambah dengan TO OMOU), dan sebagainya.
- Untuk menyatakan tawaran (moushide), bisa digunakan verba bentuk OU/YOU (MASHOU) dan sejenisnya.
- Untuk menyatakan ajakan (kanyuu), bisa digunakan verba bentuk OU/YOU, bentuk menyangkal + KA, dan sebagainya.
例: 行く つまりだ、呼びましょうか、飲みませんか。
7. Ganbou
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan keinginan, baik
perbuatan yang ingin dilakukan sendiri maupun menginginkan orang lain
melakukan perbuatan. Untuk menyatakan hal ini, bisa digunakan verba
bentuk TAI (TAGARU), verba bentuk TE + HOSHII dan sebagainya.
例: 見たい、買ってほしい。
8. Gaigen
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan dugaan atau suatu
kemungkinan terhadap suatu hal karena pembicara merasa tidak yakin atau
menyampaikan sesuatu yang pernah didengarnya.
- Untuk menyampaikan dugaan, bisa digunakan verba bentuk DAROU, MAI, RASHII, MITAI DA, HAZU DA, NI CHIGAI NAI, SOU DA dan sebagainya.
- Untuk menyampaikan berita (denbun), bisa digunakan SOU DA, TO NO KOTO DA, TO IU dan sebagainya.
例: 来るだろう、終わったそうです、着くはずだ。
9. Setsumei
yaitu modalitas yang digunakan untuk menyatakan suatu alasan ketika
menjelaskan suatu hal. Untuk modalitas ini, biasanya digunakan NO DA
atau WAKE DA.
例: 受けなかった わけだ。
10. Hikyou yaitu modaliltas yang digunakan untuk menyatakan perumpamaan antara dua hal atau lebih yang memiliki kesamaan dalam suatu kerakternya. Untuk modalitas ini ditandai dengan ungkapan YOU DA atau MITAI DA.
例:
B. Aspek
Menurut
Sutedi (2008: 92) Aspek adalah kategori gramatikal dalam verba yang
menyatakan kondisi suatu perbuatan atau kejadian apakah baru dimulai,
sedang berlangsung, sudah selesai atau berulang-ulang. Sutedi juga
menjelaskan dalam bahasa Jepang terdapat bermacam-macam cara untuk
menyatakan aspek, antara lain
- Untuk menyatakan akan dimulainya suatu kegiatan bisa digunakan: RU + TOKORO DA.
- Untuk menyatakan dimulainya kegiatan bias digunakan sufiks -HAJIMARU atau -DASU.
- Untuk menyatakan sedang berlangsungnya kegiatan bisa digunakan: verba bentuk TE + IRU, verba bentuk TE + IRU TOKORO DA, sufiks –TSUZUKERU dan sebagainya.
- Untuk menyatakan hasil dari suatu kegiatan atau sudah selesai digunakan verba bentuk TA + BAKARI, verba bentuk TA + TOKORO, -TE SHIMAU dan sebagainya.
- Untuk menyatakan suatu perubahan digunakan verba bentuk –TE + IKU, -TE + KURU.
Jenis verba dalam menentukan aspek bahasa Jepang meliputi
1. Shunkan doushi
Yaitu verba untuk menyatakan aktivitas dalam waktu singkat/ sesaat
Contoh: 結婚する、死ぬ、 起きる、開く、閉まる
2. Keizoku doushi
Yaitu verba yang digunakan untuk menyatakan aktivitas yang memerlukan waktu yang berkelanjutan.
Contoh: 書く、 走る、 歌う
3. Jotai doushi
Yaitu verba untuk menyatakan keadaan
Contoh: ある、いる、できる
4. Yonshuu no doushi
Yaitu verba khusus untuk menyatakan keadaan atau suatu sifat tertentu.
Contoh: すぐれる (unggul), そびえる (menjulang tinggi), にる (mirip)
Penggunaan aspek dalam verba secara garis besar dikelompokkakn menjadi dua yaitu;
1. menggunakan verba bentuk te + verba Bantu
2. menggunakan verba lain selain bentuk te
1. Aspek yang menggunakan verba bentuk TE meliputi
- –TE IRU, Contoh: 食べている
- –TE KURU dan –TE IKU, Contoh: 買ってくる、持っていく
- –TE ARU, Contoh: 書いてある
- –TE OKU, Contoh: 並んでおく
- –TE SHIMAU, Contoh: 落としてしまいました
2.
Aspek yang tidak menggunakan verba bentuk te menggunakan sufiks pada
verba majemuk. Sufiks yang biasa digunakan untuk menyatakan aspek yaitu;
~はじまる, ~だす, ~かける, ~つずける, ~とおす, おわる dan lain-lain
- Hajimeru dan dasu digunakan untuk menyatakan sedang berlangsungnya suata kegiatan.
- Kakeru, tsuzukeru dan toosu digunakan untuk menyatakan aspek sedang berlangsungya suatu kegiatan.
- Owaru dan agaru biasanya digunakan untuk menyatakan aspek berakhirnya suatu kegiatan.
No comments:
Post a Comment